أَسْمَاءُ الْحُسْنَي

هُوَ اللهُ الَذِى لاَاِلَهَ إِلاَّ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيْمُ الْمَالِكُ الْقُدُوْسُ السَّلاَمُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيْزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ الْغَفَّارُ الْقَهَّارُ الْوَهَّابُ الرَّزَّاقُ الْفَتَّاحُ الْعَلِيْمُ الْقَابِضُ الْبَاسِطُ الْخَافِضُ الرَّافِعُ الْمُعِزُّ الْمُذِلُّ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ الْحَكَمُ الْعَدْلُ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ الْحَلِيْمُ الْعَظِيْمُ الْغَفُوْرُ الشَّكُوْرُ الْعَلِىُّ الْكَبِيْرُ الْحَفِيْظُ الْمُقِيْتُ الْحَسِيْبُ الْجَلِيْلُ الْكَرِيْمُ الرَّقِيْبُ الْمُجِيْبُ الْوَاسِعُ الْحَكِيْمُ الْوَدُوْدُ الْمَجِيْدُ الْبَاعِثُ الشَّهِيدُ الْحَقُّ الْوَكِيْل الْقَوِىُّ الْمَتِيْنُ الْوَلِىُ الْحَمِيْدُ الْمُحْصِى الْمُبْدِئُ الْمُعِيْدُ الْمُحْيِ الْمُمِيْتُ الْحَيُّ الْقَيُوْمُ الْوَاجِدُ الْمَاجِدُ الْوَاحِدُ الاَحَدُ الصَّمَدُ الْقَادِرُ الْمُقْتَدِرُ الْمُقَدِّمُ الْمُؤَخِّرُ اَلاَوَّلُ الآخِرُ الظَّاهِرُ الْبَاطِنُ الْوَالِيُ الْمُتَعَالِى الْبَرُّ التَّوَّابُ الْمُنْتَقِمُ الْعَفُوُّ الرَّءُوْفُ مَالِكُ الْمُلْكِ ذُوالْجَلاَلِ وَ الْإِكْرامِ الْمُقْسِطُ الْجَامِعُ الْغَنِيُّ الْمُغْنِى الْمَانِعُ الضَّارُ النَّافِعُ النُّوْرُ الْهَادِى الْبَدِيْعُ الْبَاقِى الْوَارِثُ الرَّشِيْدُ الصَّبُوْرُ

Sabtu, 04 Juni 2011

SEJARAH MAULID NABI MUHAMMAD, SAW.


Perayaan maulid Nabi, pertama kali dirintis oleh Shalahuddin al-Ayyubi, sultan Mesir dari Bani Ayyub yang memerintah pada 570-590 Hijriah atau 1174-1193 Masehi dengan daerah kekuasaan yang membentang dari Mesir sampai Suriah dan Semenanjung Arabia. Ketika itu dunia Islam tengah terlibat dalam perang salib berhadapan dengan bangsa Eropa, terutama bangsa Perancis, Jerman, dan Inggris. Pada 1099, pasukan gabungan eropa berhasil merebut Yerusalem dengan mengubah Masjid Al-Aqsha menjadi gereja. Ketika itu dunia Islam seperti kehilangan semangat jihad dan ukhuwah, sebab secara politis terpecah belah dalam beberapa kerajaan dan kesultanan meskipun khalifahnya satu, yaitu Khalifah Bani Abbas di Baghdad, Iraq.
Melihat suasana lesu itu, Shalahuddin berusaha untuk membangkitkan semangat jihad kaum muslimin dengan menggelar Maulid Nabi pada 12 Rabiul Awwal. Menurutnya, semangat jihad itu harus dibangkitkan kembali dengan cara mempertebal kecintaan umat kepada Rasulullah SAW. Namun gagasan itu sebenarnya bukan usulan dia, tetapi usulan dari saudara iparnya, Muzaffaruddin Gekburi, yaitu seorang atabeg (bupati) di Irbil, Suriah Utara.

Awalnya, gagasan Shalahuddin ditentang para ulama, sebab sejak zaman Nabi perayaan maulid itu tidak ada. Apalagi, di dalam agama islam hari raya resmi cuma ada 2 yaitu, Hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Namun Shalahuddin menegaskan bahwa perayaan Maulid hanyalah semarak syiar Islam, bukan perayaan yang bersifat ritual, sehingga tidak dikategorikan sebagai bid’ah. Kebetulan Khalifah An Nashir di Baghdad pun menyetujuinya.
Maka, di tengah musim haji pada 579 Hijriah atau 1183 Masehi, shalahuddin mengimbau seluruh jamaah hajji agar setiap tahun merayakan maulid Nabi di kampong halaman masing-masing. Salah satu kegiatan yang dalam maulid yang pertama kali digelar oleh Shalahuddin pada 580 H/1184 M adalah sayembara menulis riwayat Nabi yang diikuti oleh sejumlah ulama dan sasterawan.
Setelah diseleksi, pemenang pertamanya adalah Syaikh Ja’far Al-Barzanji- yang menulis riwayat Rasulullah SAW dan keluhuran akhlaknya dalam bentuk syair yang panjang, yaitu Maulid Barzanji.
Ternyata, peringatan Maulid Nabi yang digagas oleh Shalahuddin al-Ayyubi mampu menggelorakan semangat jihad kaum muslim dalam menghadapi serangan agresi Barat dalam Perang salib. Shalahuddin berhasil menghimpun kekuatan, sehingga Yerusalem berhasil direbut pada 583 H atau 1187 M.
Pada zaman sekarang, kebanyakan muslim di Negara-negara Islam merayakan Maulid Nabi, diantaranya: Mesir, Syria, Lebanon, Yordania, Palestina, Iraq, Kuwait, Uni Emirat Arab (tidak secra resmi karena mereka menyambut secara sembunyi-sembunyi di rumah masing-masing), Sudan, Yaman, Libya, Tunisia, Algeria, Maroko, Mauritania, Djibouti, Somalia, Turki, Pakistan, India, Sri Lanka, Iran, Afghanistan, Azerbaidjan, Uzbekistan, Turkistan, Bosnia, Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, dan kebanyakan Negara islam yang lain. Di kebanyakan Negara Arab, Maulidurrasul Saw merupakan hari cuti umum.
Oleh karena itu, sangatlah pantas bagi kita untuk selalu memperingati kelahiran beliau sebagai bentuk syukur dan terima kasih yang dalam kepada Allah SWT atas karunia-Nya yang agung dengan lahirnya Rasulullah SAW.” مَنْ أَحَبَّنِى فَهُوَ مَعِى فِىْ الْجَنَّةِ ” (الحديت او كما قال).

Masjid Sebagai Pusat Kegiatan Umat


Masih ada pengurus masjid yang menganggap tabu pembicaraan di luar masalah ubudiyah di dalam masjid. Padahal, pada zaman Rasulullah SAW, masjid menjalankan aneka fungsi. Masjid berasal dari akar kata sajada yang artinya sujud. Dari akar kata tersebut, pada dasarnya setiap tempat yang bisa dipergunakan untuk bersujud maka disebut masjid. Pada masa sekarang, masjid mempunyai arti sebuah tempat khusus untuk ibadah bagi orang Islam, dan tempat tersebut sudah biasa dilakukan shalat Jumat setiap hari Jumat. Sedangkan tempat ibadah yang tidak biasa dilakukan shalat Jumat disebut mushala, langgar, atau surau.

Akan tetapi apabila kita lihat dari sisi makna masjid tersebut, adalah suatu refleksi ketundukan atau kepatuhan kepada Allah, jadi seluruh aktifitas yang ada pada lingkungan tempat ibadah tersebut (baca: masjid) pada dasarnya harus merupakan sebuah perwujudan atau refleksi ketaatan dan ketundukan kepada sang khalik yaitu Allah semata. Refleksi ketaatan dan ketundukan bukan berarti masjid hanya diperuntukkan untuk kegiatan-kegiatan ritual semata. Lebih dari itu, seluruh aktifitas yang ditimbulkan atau yang berada dalam masjid, baik dari sisi manajemen atau bentuk kegiatannya, harus merefleksikan ketaatan dan ketundukan kepada Allah sang khalik.
Ada ungkapan "orang Indonesia biasanya bisa membangun tapi tidak bisa memeliharanya", dan lebel Islam biasanya identik dengan jorok, bodoh, miskin dan kampungan. Dan, masjid adalah merupakan cerminan dari kondisi ummatnya itu. ''Realita yang dapat kita lihat saat ini adalah banyak orang yang berlomba-lomba membangun dan memperindah bangunan fisik masjid dengan mengabaikan peran dan fungsi utamanya dalam membina keimanan dan ketakwaan masyarakat di sekitarnya,''
Bahwa ruh masjid adalah shalat, tetapi dewasa ini banyak umat Islam yang mengabaikan shalatnya. Terkadang ada orang yang rela berjalan jauh menuju masjid untuk memperoleh pahala yang besar dari setiap langkahnya. ''Sebaliknya, banyak juga orang yang tinggal di sekitar masjid tetapi tidak pernah mendirikan shalat berjamaah di masjid,'', ada orang yang berilmu tinggi dan terhormat tetapi hampir tidak pernah mendirikan shalat berjamaah di masjid. Sebaliknya, banyak juga orang yang sedikit ilmunya, namun rajin shalat berjamaah di masjid. ''Ada pula sebagian orang yang rajin shalat berjamaah ke masjid, tetapi shalatnya itu tidak mencegah dirinya dari perbuatan keji dan munkar di luar masjid,''
Bahkan, ada orang yang jarang ke masjid, justru diangkat menjadi pengurus masjid karena kekayaan atau kedudukannya yang terhormat. Sebagian pengurus masjid ada pula yang melarang khatib berbicara masalah politik di dalam khutbah atau ceramahnya. Menurut mereka, politik itu kotor sedangkan masjid itu suci, yang kotor tidak boleh/haram dibicarakan di tempat yang suci. ''Di antara penyebab hal-hal di atas adalah kurangnya pemahaman dan penghayatan terhadap peran dan fungsi masjid yang sebenarnya di dalam masyarakat Muslim,''

Masjid di zaman Rasulullah
Kalau kita membaca sejarah Islam, hal yang pertama dilakukan oleh Rasulullah SAW setelah hijrah dari Makkah ke Madinah adalah membangun Masjid Quba. Di Masjid inilah didirikan shalat Jumat pertama dalam Islam. Beberapa lama kemudian dibangun pula Masjid Nabawi. Bangunan fisik masjid pada zaman tersebut masih sangat sederhana. Lantainya tanah, dinding dan atapnya pelepah kurma. Namun, masjid tersebut memainkan peranan yang sangat signifikan dan menjalankan fungsi beragam dalam pembinaan umat.

masjid pada masa Rasul biasa digunakan sebagai tempat ibadah, pengaturan tata negara, mengatur siasat perang, pengembangan pendidikan,tempat pengobatan para korban perang, tempat mendamaikan dan menyelesaikan sengketa, tempat menerima utusan delegasi/tamu, sebagai pusat penerangan, dan pembelaan agama.
Masjid juga merupakan tempat kegiatan ekonomi. Di masjid dibangun Baitul Maal, tempat menghimpun dana dari orang-orang kaya yang kemudian didistribusikan kepada fakir miskin dan orang yang membutuhkan uluran dana lainnya. ''Dari pembinaan yang dilakukan Rasulullah di masjid, lahirlah tokoh-tokoh yang berjasa dalam pengembangan Islam ke se-antero dunia, seperti Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib,''
Luas dan hebatnya fungsi masjid khususnya pada zaman Rasulullah dan sesudahnya disebabkan beberapa faktor. Pertama, tingginya tingkat kesadaran masyarakat/kaum Muslimin untuk berpegang teguh pada nilai-nilai ajaran Islam dalam semua aspek kehidupan. Kedua, para pengurus/Pembina masjid mampu menghubungkan aktivitas masjid dengan kebutuhan masyarakat dan kondisi sosialnya. Ketiga, tercapainya kesamaan visi, misi dan hati antara pemerintah/pemimpin dan rakyatnya, antara pengurus masjid, ustadz/khatib dan jamaahnya, untuk membangun semua bidang kehidupan. ''Semua itu merupakan kunci sukses untuk menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan umat,''

Salah satu fungsi dan peran utama yang harus dioptimalkan oleh masjid adalah menggalakkan kegiatan ekonomi, seperti koperasi, minimarket, bank syariah, katering, dan usaha-usaha produktif lainnya, yang disebut sebagai tugas bidang 'imarah. '''Bidang 'imarah ini justru merupakan tujuan didirikannya masjid. Makin maju bidang ini, makin makmur masjid tersebut,''
Memang, masjid bukanlah suatu tempat untuk seremonial ritual semata, akan tetapi kegiatan lainnya bisa dilakukan, baik kegiatan pendidikan dan kegiatan ekonomi. contohnya Masjid Al Azhar di Jakarta. ''Awal mula sejarahnya hanyalah sebuah masjid, kemudian di sekitarnya dibangun sentra pendidikan, dari tingkat play group sampai tingkat universitas,'' .

Contoh masjid lain yang sudah bisa menghasilkan sumber dana mandiri adalah Masjid Sunda Kelapa dan Masjid Raya Pondok Indah. ''Lingkungan masjid bisa juga digunakan untuk pernikahan atau resepsi, sehingga masjid tidak perlu lagi donatur dari luar, akan tetapi ia bisa mendanai biaya operasional masjid itu sendiri,'' .

Remaja Masjid, Potensi yang Perlu Dioptimalkan
Untuk memakmurkan masjid, ada potensi yang tak boleh diabaikan, yakni remaja masjid. ''Keberadaan remaja masjid sangat penting untuk memakmurkan masjid dan membentengi para remaja Muslim, khususnya yang tinggal di sekitar masjid,''. Siapakah yang dinamakan remaja masjid? ''Remaja masjid adalah sekumpulan remaja yang memakmurkan mesjid dan memberikan kontribusinya secara langsung maupun tidak langsung bagi keberlangsungan dakwah di mesjid dan sekitarnya,''
Menurutnya, keberadaan remaja masjid sangat penting. Ada beberapa alasan yang dikemukakannya. Masa remaja adalah fase pembentukan yang efektif dan efisien. Remaja masjid dapat memacu soliditas masyarakat untuk menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar. Remaja mesjid, kata dia, merupakan entry point yang tepat untuk perkembangan dakwah.
''Remaja masjid merupakan kantong pembinaan generasi muda yang berpengaruh positif terhadap akselerasi kebangkitan Islam,'' masjid mempunyai banyak fungsi bagi remaja. Fungsi-fungsi tersebut antara lain fungsi keagamaan, pendidikan dan pembinaan, aktualisasi, informatisi, dan sosialisasi.
kegiatan-kegiatan remaja masjid sebaiknya meliputi pendidikan keislaman (kajian, baca tulis Alquran, dan tausiyah), dan pengembangan kreativitas (minat, bakat dan hobi). mengelola remaja masjid tidak selamanya mudah. Apalagi mereka merupakan pribadi-pribadi yang baru berkembang. Untuk itu, beberapa tips untuk mengatasi masalah remaja masjid.
Pertama, pahami kebutuhan dan kondisi remaja.
Kedua, membuat program kegiatan yang regular.
Ketiga, peningkatan kualitas dan pengetahuan anggota.
Keempat, pemberian amanah. Dan
kelima, pendekatan interpersonal. ''Kalau semua itu dilakukan dengan baik, insya Allah berbagai persoalan yang terjadi pada remaja masjid dapat diatasi dengan sebaik mungkin,''

Susunan pengurus Ta’mir Masjid Al Azhar Jungpasir Periode 2010 – 2013

I. PENASEHAT ( NADZIR )
Ketua : K.H. Abdullah Hadziq
Anggota : K.H. Abdurrohim
K. Abdul Afif Ubaidun
K. Ubaid Rois
K. H. Kholidan

II. PELINDUNG : Kepala Desa Jungpasir

III. PENGURUS
Ketua I : K.H. Farochi
Ketua II : K. Turja’un
Sekretaris I : Hafidhin
Sekretaris II : K. Sabiq Khoeron, S.Pd.I
Bendahara I : Muhammad Abdullah Afif, S.Pd.I
Bendahara II : Muslim

SIE IDARAH
a. Seksi Organisasi
1. Khoirul Ulum, S.Ag.
2. Ahmad Fahruddin
3. Nur Rofiq

b. Seksi Asset dan Wakaf
1. Irsyad Muslih
2. Ahmad Dalhar
3. Ahmad Mustarsidin, S.HI.

SIE IMAROH
a. Seksi Dakwah dan Pendidikan
1. Abdul Mughni, S.Ag.
2. Abdul Ghoni, S.Ag.
3. Drs. Zaenal Arifin

b. Seksi Peringatan Hari Besar Islam
1. K. Ahmad Haizun
2. K.H. Abdul Fatah
3. Muhammad Amin Ridlwan

c. Seksi Remaja dan Olahraga
1. Akmaludin, S.Pd.I
2. Lukman Hakim Ali
3. Muhammad Makmun Hakim

SIE MABARROT
a. Seksi Peranan Muslimah
1. Hj. Elok Hafidloh Fauzi Noor
2. Fahriyyah Haizun
3. Hj. Mukaromah Hadziq

b. Seksi Amal Sosial
1. H. Masruhan
2. H. Hanafi Muani
3. H. Irsyad Mutholib

c. Seksi Humas dan Publikasi
1. Hamzah Hamid
2. Mukidin Ahmad
3. Kasmudin
4. Rozikhun
5. Sumarto

SIE RI’AYAH
a. Seksi Perpustakaan
1. Ulin Nuha, S.E.,S.Pd.
2. Muhammad Muflihin, S.Ag.
3. K. Sa’dun Wanuri

b. Seksi Sarana dan Prasarana
1. Qodli
2. Sholehan
3. Abdul Kholik

c. Seksi Pemeliharaan dan Kebersihan
1. Nur Wahid Fadlan
2. Zainuddin
3. Ahmad Atib